Bank Indonesia berkelanjutan menjalin koordinasi memakai delegasi otoritas Indonesia yang tengah bernegosiasi di Washington DC guna membahas isu QRIS, sistem pembayaran digital nasional yang saat ini menjadi sorotan otoritas Amerika Serikat.QRIS dinilai melalui AS selaku hambatan dalam layanan keuangan sebab dianggap membatasi partisipasi perusahaan pembayaran asing, khususnya dari AS.meskipun begitu, BI menegaskan bahwa QRIS bukan guna menghalangi aturan main internasional, melainkan mendorong inklusi keuangan dan mendukung ekonomi domestik, khususnya UMKM. Delegasi RI yang dipimpin melalui Menko Perekonomian Airlangga Hartarto tengah berdiskusi memakai USTR (Perwakilan Dagang AS), salah satunya terkait potensi pengenaan tarif impor selaku respons terhadap kebijakan Indonesia.Pihak industri sistem pembayaran Indonesia menyatakan bahwa penggunaan QRIS bersifat terbuka, efisien, dan inklusif. malahan, sampai pertengahan 2024, QRIS sudah digunakan melalui lebih dari 32 juta merchant dan 50 juta pengguna di Indonesia.Selain itu, QRIS juga sudah diterapkan secara lintas negara bersama Malaysia, Singapura, dan Thailand, serta akan diperluas ke negara lain. BI menegaskan, apabila AS siap bekerja sama, maka tak ada alasan QRIS tak bisa menjadi elemen dari kolaborasi sistem pembayaran global.Simak selengkapnya dalam video berikut!Penulis Naskah: Novyana Nurmita DewiNarator: Novyana Nurmita DewiVideo Editor: Maria Utari DewiProduser: Rizal Setyo Nugroho#Ekonomi #Finansial #DonaldTrump #QRIS #BankIndonesia #SistemPembayaranMusic:Robots and Aliens - Joel Cummins
Penulis: Tim penaku88
Artikel hal ini dipublikasikan melalui penaku88 pada Selasa, 22 April 2025 pukul 10.36
Comments
Post a Comment