Semakin jarang seseorang buang air baik mini maupun luas, perlu diperiksa apakah ada yang salah memakai sistem metabolisme atau ekskresinya.
malahan pada kasus yang istimewa, kesulitan buang air ternyata merupakan tanda-tanda kesehatan yang serius.
Baru-baru hal ini, kasus pria India yang sulit buang air mini (BAK) hari sebab parasit cacing ginjal tengah menjadi perhatian para ahli kesehatan barat. Salah satunya analis riset dr. Kyle Mueller dari Departemen Percobaan Remaja Harris County, Houston, Amerika Serikat (AS).
Terkait kasus pria India hal ini, Mueller menyoroti bagaimana kasus obstruksi urin tak biasa bisa menunjukkan adanya parasit dalam tubuh yang tak terduga.
Pria India berusia 35 tahun itu tak menunjukkan tanda-tanda vital walau sulit BAK selama dua hari berturut-turut.
Ia hanya menunjukkan tanda takikardia (detak jantung berlebihan) yang ringan. meskipun begitu, pembengkakan ginjal bisa dideteksi melalui tenaga kesehatan (nakes).
Begitu tes medis pria itu menunjukkan infeksi, nakes setempat bergegas guna melanjutkan prosedur perawatan.
Setelah itu, dokter memasukkan kateter guna meredakan retensi urin sekaligus menyuguhkan cairan intravena dan antibiotik guna menekan infeksi.
Usai pasien melewati pengawasan selama semalam, keesokan paginya terdapat penemuan yang tak disangka-sangka.
Kantong urin pasien menunjukkan adanya cacing yang menjadi penyebab sulitnya pasien buang air mini. Dokter mengeluarkan kesimpulan bahwa cacing itu menyumbat saluran kemih pasien.
Dari pemeriksaan mikrobiologi, cacing teridentifikasi selaku Dicotophyma renale jantan yang merupakan parasit langka pada manusia.
Ketika diselidiki, dokter menemukan bahwa pasien sering mengonsumsi ikan mentah dari danau di dekat desa. Menjadikannya awal mula infeksi tersebut.
Meskipun jarang berlangsung pada manusia, cacing ginjal bisa tumbuh amat luas di tubuh inangnya dan menyebabkan komplikasi organ serius.
"Parasit tangguh hal ini bisa bertahan hidup sampai lima tahun di dalam ginjal inangnya, menyebabkan kerusakan progresif pada jaringan dan fungsi ginjal seiring berjalannya masa," kaya Mueller dalam artikel Evidence Network yang dikutip pada Senin (21/4/2025).
Comments
Post a Comment